Senin, 17 Oktober 2011

“Ayah,.. Aku bukanlah perempuan yang berpacaran. Bagaimana aku bisa memilih & mengenali calon suamiku?”



“Ayah,.. Aku bukanlah perempuan yang berpacaran.  Bagaimana aku bisa memilih & mengenali calon suamiku?”

Terdenar bunyi telfon dari belahan bumi tengah, tepatnya Jawa bagian Tengah. Seorang anak perempuan tunggal menceritakan kehendaknya kepada kedua orang tuanya.

Sayup-sayup, Ayah menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan itu. Mengambil nafas dalam sekali, sambil mengenang peristiwa 24 tahun silam ketika sang putri baru dilahirkan., tangisannya, rengekannya meminta dibelikan boneka ketika berumur 3 tahun, meminta dibelikan sepeda mini karena teman sebayanya juga membelinya., peristiwa lain begitu jelas di depan mata sang Ayah,. Ketika putri nya berulang tahun yang ke 9., Ayah memberikan penggaris macam2, lingkaran, busur derajat, penggaris panjang, segitiga sama sisi, segitiga siku2 bermerek ‘butterfly’.

“Ayaahhh...” panggil sang anak karena pertanyaan yang membuatnya berfikir 1000 kali untuk menanyakannya, pertanyaan yang berat diucapkan karena selama ini tidak pernah ia menceritakan 1 kejadian pun yang berhubungan dengan lawan jenis kecuali berteman atau bersahabat..

Yaaa! Pertanyaan yang membuatnya berfikir 1000 kali lipat, bahwasanya dia bukan lagi gadis kecil Ayah yang setiap kali merengek selalu ada uluran lembut Ayah dan Mama.
Pertanyaan yang menjadi pembuka pertanyaan yang belum pernah ditanyakan Ayah. Pertanyaan yang selalu ia nanti, kapan Ayah menanyakan . ‘Apa kamu sudah punya teman dekat, Nak?’ Pertanyaan itu yang tak kunjung tiba, sehingga dengan berdebar ia harus menanyakan kepada Ayah.

“Nak,. Maafkan Ayah tidak pernah menanyakanmu akan hal ini sebelumnya. Maafkan Mama yang tidak pernah memproses setiap kali kamu menceritakan bahwa kamu punya begitu banyak teman, yang jika kamu bercerita tentang salah satu temanmu, kamu akan menghela nafas karena rasa kagummu padanya. Maafkan Mama yang tidak serius menanggapinya. Maafkan kami selama ini. kami tidak mau kehilangan putri kami secepatnya untuk dibawa bersama suaminya, kami tidak mau secepatnya untuk jarang dikunjungi oleh mu. Ayah mengerti Nak, hal ini sangatlah penting untuk kehidupanmu kelak”

Di ujung telfon di belahan Bandung, tak terdengar sepatah katapun dari sang anak,. Hanya air mata yang keluar, tak ada kata2 lagi yang bisa ia ucapkan.

“Ayah akan mengajarkanmu bagaimana memilih Nak, Ayah dan Mama terlalu egois jika berfikir sempit seperti ini” suara ayah yang keras tapi  mengalun pelan. Mengingatkan putrinya ketika Ayah marah karena putrinya pulang larut malam, karena harus ekstrakurikuler 11 tahun silam ketika ia duduk di bangku kelas 2 SMP. Ayah marah karena khawatir, Ayah bersuara keras bukan karena marah, Ayah merajuk karena takut putri kecilnya terbawa pergaulan yang tidak jelas. Tak terasa air matanya mengalir tak kompromi, ia ingat ketika itu ia marah sekali kepada Ayah,. Teman2 sebayanya semua berpacaran, semua punya sahabat spesial, tapi ia tak sedikitpun diberi kesempatan untuk ini. tapi.... dengan alasan inilah, ternyata cara Ayah menjaga putri nya.

“Ayaahhhh,.. Mamaa....” suara sang anak lirih

“Ada hal yang harus kamu faham Nak, mengenai seseorang ini,. Dia lah imam yang wajib kamu taati selama perintahnya tidak melanggar perintah agama, Dia lah teman suka dukamu yang akan selalu mengulurkan tangannya ketika kamu rapuh, Dia lah teman berbagi di saat apa pun, Dia lah wajah bijak ketika kamu meminta pertimbangan, Dia lah orang yang mendukungmu ketika semua orang mengatakan kamu tidak mampu, Dia lah yang memuji masakanmu tiap pagi apa pun rasa masakanmu, Dia lah seorang pria yang siap menjadi Ayah atas anak2 mu......”

Air mata sang anak tak dapat dibendung lagi, seolaah......... akankah seseorang ini nantinya menggantikan posisi Ayah dan Mama yang selama ini menjadi bagian dari seluruh kehidupannya??

“Nak, ada 4 perkara yang harus kamu pegang dalam memilih Pria pendampingmu kelak............... Pilihlah ia karena hartanya, kedudukannya, ketampanannya, dan pilihlah ia karena agamanya. Harta itu penting, yang menjadikan hidupmu sejahtera, tetapi jika kita melihat akhirat lihatlah ke atas, jika melihat dunia lihatlah ke bawah,.” Ayah melanjutkan nya lagi ........

“Pilihlah ia karena kedudukannya, nasabnya yang baik dan  terhormat yang nantinya akan menjadi generasi terpandang dan kokoh. Sementara jika kamu memilih dia karena ketampanannya haruslah benar2 kamu perhatikan, Dia tidak lah setampan Yusuf, tapi jika kamu memandangnya akan merasa damai dan tentram, wajahnya menyembunyikan kedaimaian dan kesejukan. “

“Semua itu tidaklah penting, jika satu perkara ini tidak ada padanya, yaitu Karena Agamanya lah kamu memilihnya, agama yang kuat menjadikan rumah tangga kekal tidak hanya di dunia,. Bukankah kamu menginginkan perjumpaanmu dengan kekasihmu tidak hanya di dunia ini?? dengan agama lah tiang penyangga dari inti kehidupan dunia akhirat, iman dan taqwa yang kokoh”

“Satu hal yang harus kamu ingat Nak,. Kamu memang wanita, dan kamu BERHAK untuk dipilih, tapi kamu punya Kewajiban, yaitu MEMILIH calon imam mu”

“Ayaaah,.. tapi bagaimana jika aku tak mampu memilihnya, karena begitu banyak kelebihan pada nya,? Sementara aku bukanlah bidadari yang pantas untuknya?” suara putri kecil Ayah meragukan dirinya sendiri.

“Tidak akan tertukar jodoh siapapun di dunia ini, Nak..... Wanita baik2 untuknyalah lelaki baik2,. Jaga diri dan hatimu, persiapkanlah untuk menerima lelaki baik itu.”

“Ayah....tapi bagaimana, jika aku salah pilih dan lelaki itu bukanlah lelaki baik2?”

“ Mata yang kamu gunakan untuk melihat, akan mendapat petunjuk dari Illahi untuk memilihnya, hati mu yang akan kamu gunakan untuk merasa akan mendapat penerangan untuk memilihnya, akal mu akan mendapat petunjukNYA untuk berfikir dan menimbang. Janganlah takut,. Allah selalu besertamu”

Yaaa!!! Pagi itu menjadi pembicaraan yang dipahatkan dalam hati oleh putri kecil ayah dan mama,..

Lantunan senandung mengiringi pembicaraan ini............
Selama ini,
Ku mencari-cari.....
Teman yang sejati,. Buat menemani perjuangan suci....
Bersyukur kini, padamu Illahi..
Teman yang dicari selama ini telah kutemui
Dengannya di s isi perjuangan ini senang diharungi bertambah murni
Kasih Illahi
KepadaMU Allah, kupanjatkan doa agar berkekalan kasih sayang kitaa........
.....................................................................

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNYA ialah DIA menciptakan untuk kalian istri2 dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikanNYA diantara kalian rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar2 terdapat tanda2 bagi kaum yang berfikir”
(QS. Ar-Rum 21)

Bandung, 17 Oktober 2011 Bada’ Isya
******************************

2 komentar: