Alkisah seorang perokok dan perhitungan matematis nya selama 1 tahun,
Ada sebuah kisah , ketika itu hari jumat, pak Ahmad namanya (maaf, ini hanya perumpamaan bukan nama asli, jika ada kesamaan nama mohon maaf :-p ). Seperti biasa, setiap laki-laki muslim pastilah pergi shalat jumat. Yaaa!! Siang itu Pak Ahmad pergi jumatan tepat di mesjid dekat gang di rumahnya,. Seperti biasa juga, bapak 3 orang anak ini menyiapkan uang infak, 1000 rupiah. Uang infak shalat jumat ia taruh di saku kiri baju koko, sementara uang 10rb untuk membeli rokok, ia taruh di saku kanan baju kokonya. Mendengarkan Khutbah,.. kemudian shalat jumat , dan babak terakhir dari rutinitasnya adalah mengeluarkan infak di kotak infak depan pintu masjid..
Jeeeeessss!! Infak sudah ia masukkan ke kotak infak, babak berikutnya dari pria asal Jawa ini adalah ngopi di warung depan masjid,. ‘Waahh,.. abis ngopi enak nii buat ngrokok”.. sambil menyruput kopi buatan mba Darmi (nama samaran J )
“Sebungkus rokok mba, biasa yaa !” sambil mengeluarkan uang di sakunya,.
“Busyetttt!! Aduuuhh,.. cilaka iki,.. kok 1000 uangku??? Cilaka iki,.. uang yang dimasukkan ke kotak infak yang 10rb... aduuhh,.. cilaka iki,. Infakku 10rb”
Sepontan mba Darmi berkata “Oalah mass,.. mas,... infak ko cilaka,. ? jadi beli rokok ga ini??”
Dengan muka bersungut-sungut akhirnya Pak Ahmad membatalkan untuk membeli rokok. Kopi yang tinggal setengah gelas tak ia habiskan karena sudah terlanjur kesal, uang rokoknya raib untuk infak karena salah mengambil di saku kanan baju nya.
Hari demi hari,. Kekesalannya belum juga sembuh,. Akhirnya istrinya menegurnya.
“Ada apa Pak,? Sampeyan ko ngambek terus dari kemaren2? Ada masalah apa di kerjaanmu?”
Berlalu meninggalkan istrinya,... sambil berjalan menapaki gang rumah,sore itu.. Tiba2 dia dikejutkan oleh suara beberapa orang ,.. “Pak Munir meninggal,... Pak Munir meninggal “ ..kata ibu2 dengan shock sambil menenteng bakul dagangannya menuju rumah di Blok B,. berjarak 4 Blok dari rumah Pak Ahmad. “Pak Munir meninggal kenapa Bu? Tanya pak Ahmad kepada salah satu ibu2 yang juga sedang berjalan menuju rumah itu,. “Kunker Pa,.. “ kata ibu itu.. “Apa? Kunker?” tanya Pak Ahmad bingung, menerjemahkan bahasa ibu2 penjual lotek ini. “Iya,.. kunker paru2,.. tadinya tumor,. Sekarang katanya udah parah, dokter menyerah buat ngobatin,. Akhirnya dia meninggal” kata Ibu lotek dengan antusiasnya menjelaskan layaknya dokter mendiagnosa pasien nya. “OOOO.... kanker,. Bukan kunker bu,. Kenapa bisa kena kanker paru2 Bu?” “Dia itu perokok berat mas,. Dinasehati sudah mental,. Bahkan istrinya juga kena flek,. Ya itu karena tiap hari di rumahnya ngebul rokok,. Anak ketiga nya yang berumus 8 bulan kemarin masuk rumah sakit, karena main ga diawasin,.. akhirnya nelen batang rokok yang tergeletak di meja.. Yahhh itulah nasib perokok,.. siaalll PAK!!!” wajah ibu 2 orang anak ini tiba2 berubah menjadi masam ketika menceritakannya. Mungkin bahasa yang lebih halus dari kata2 ‘sial’ ini adalah sudah takdir mungkin,. Tapi takdir juga bisa kita ubah, dengan doa,. Dan bisa juga lho dengan merubah sikap kita menjadi lebih baik J
Mendengar penjelasan itu,. Kaki Pak Ahmad lemeeess,.. cobaaa!! Klo hari ini dia ga jalan2 ke gang dia tidak akan tahu dan sadar, ternyata merokok itu sungguh tragis,. Ini hanya sebagian kejadian yang Pak Ahmad temui. Coba kalau Pak Ahmad sore itu ga jalan2 ke gang itu, mungkin dia akan terus kesal 10rb nya raib dimasukkan infak,.
***********
Kawan, tidak ada satupun kejadian di dunia ini yang hanya ‘KEBETULAN’ . semua kejadian yang menimpa kita telah disusun rapi oleh NYA. Biarpun hanya seekor jangkrik yang berbunyi, daun yang gugur, semut yang tertata rapi menyusun barisan bergotong-royong mengumpulkan gula,. Atau apapun laahh.. tidak ada yang kebetulan,. Semuanya mengandung hikmah bagi kita.
SATU yang harus kita peka, “Kita pandai memaknai setiap kejadian yang menimpa kita, kita ambil hikmah untuk kita jadikan pembelajaran dalam kehidupan kita. Karena... hari ini yang terjadi dalam kehidupan kita adalah istimewa,. Yang tidak akan pernah terulang,. Yang akan menjadi sejarah dalam biografi kehidupan kita,. Yang akan kita kenang suatu ketika.
KAWAN..,
JANGAN PERNAH MELEWATKAN HARIMU HANYA DENGAN KESIA2 AN,. KARENA SESUNGGUHNYA KITA AKAN TERMASUK ORANG2 YANG MERUGI.
*********************************************
Kawan, maukah kamu menghitung matematika merokok?? Cuma membandingkan saja siii....
Gini,.
Asumsi,. Setiap hari kita merokok 1 bungkus,. Dan harga rokok perbungkus 10rb rupiah, maka :
Perhari:
1bungkus x 10.000 = 10.000
Perminggu:
10.000 x 7 hari= 70.000
Perbulan:
70.000 x 4 (asumsi 1 bulan ada 4 minggu) = 280.000
Pertahun:
280.000 x 12 bulan = 3.360.000
WOOOWWWWW!!!! 1 tahun kita menghabiskan 3.360.000 hanya untuk merokok?? Apa mau dilanjut Sahabat Baikku,.. masih mau merokok??
*****************************************
Kali ini kita menghitung matematika sedekah tiap hari jumat
Asumsi “Setiap hari jumat sedekah di kotak infak 1.000.”
Perbulan:
1.000 x 4 (1 bulan 4 minggu “karena hari jumat ada 4 dalam 1 bulan) = 4.000
Pertahun:
4.000 x 12 = 48.000
MAU DIBANDINGIN ANTARA MEROKOK DAN SEDEKAH (dalam satu tahun)??
3.360.000 : 48.000
70:1 Kawannn,...
Hehehe,..
Semoga menjadi bahan renungan bagi kita semua. Wallahu ‘alam Bisshawab..semoga bermanfaat.
*****************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar