Tjoet Nyak Meutia
Mengenang salah
satu srikandi Indonesia,..
Tjoet Nyak Meutia (Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, 1870 - Alue Kurieng, Aceh, 24 Oktober 1910) adalah pahlawan nasional Indonesia dari
daerah Aceh. Ia dimakamkan di Alue Kurieng, Aceh. Ia menjadi pahlawan nasional Indonesiaberdasarkan Surat Keputusan
Presiden Nomor 107/1964 pada tahun 1964
Awalnya
Tjoet Meutia melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama suaminya Teuku
Muhammad atau Teuku Tjik Tunong. Namun pada bulan Maret 1905, Tjik Tunong berhasil
ditangkap Belanda dan dihukum mati di tepi pantai Lhokseumawe. Sebelum
meninggal, Teuku Tjik Tunong berpesan kepada sahabatnya Pang Nagroe agar mau
menikahi istrinya dan merawat anaknya Teuku Raja Sabi.
Tjoet
Meutia kemudian menikah dengan Pang Nagroe sesuai wasiat suaminya dan bergabung
dengan pasukan lainnya dibawah pimpinan Teuku Muda Gantoe. Pada suatu
pertempuran dengan Korps Marechausée di Paya Cicem, Tjoet Meutia dan para
wanita melarikan diri ke dalam hutan. Pang Nagroe sendiri terus melakukan
perlawanan hingga akhirnya tewas pada tanggal 26 September 1910.
Tjoet
Meutia kemudian bangkit dan terus melakukan perlawanan bersama sisa-sisa
pasukkannya. Ia menyerang dan merampas pos-pos kolonial sambil bergerak menuju
Gayo melewati hutan belantara. Namun pada tanggal 24 Oktober 1910, Tjoet Meutia
bersama pasukkannya bentrok dengan Marechausée di Alue Kurieng. Dalam
pertempuran itu Tjoet Njak Meutia gugur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar