Selasa, 27 Desember 2011

JIWA YANG TERMAAFKAN




JIWA YANG TERMAAFKAN

Diwa masih kedinginan, terbalut selimut seperti dibayang-bayangi kematian, sindrom Anxiesta membuatnya seperti orang gila, lambat laun jiwa dan pikirannya tertusuk-tusuk dari sindrom kematian.

Ketidaksempurnaan fisiknya membuat pemuda Aceh ini semakin membuat nya merasa kecil, tidak percaya diri, jauuh..jauh dari sempurna. Konflik Aceh , politik, penembakan, pembantaian, transaksi cannabis membuat novel ini semakin kompleks.

Sampai  pada waktu itu, dia dipertemukan dengan gadis bermata bening, teduh,. Meneduhkan jiwanya , menemani dan menguatkan perjuangannya melawan sindrom kematian.

Seorang gadis yang dibutuhkan oleh laki2 untuk menemani pergulatannya menepis tabir2 kematian seakan menjadi candu, filsuf-filsuf cinta telah dimulai ketika Diwa memberanikan diri untuk meminangnya.

****
Seketika,.. BOM di bandara itu melenyapkan kekasih,. Istri yang selama ini menemani perjuangannya. Bunga Jeumpa telah pergi,. Kenangan2 mulai terukir,. Kepanikannya kembali, yang membuat sindrom kematiannya mendera jiwa Diwa.

Detik ini lah menjadi penentu, apakah dia akan tetap takut dengan surat segitiga yang selama ini ia selalu terima dari orang tidak dikenal? Surat kematian yang selalu menghampirinya,.

Detik penentu, apakah Aceh akan merdeka? Atau tetap bersama tanah air. Detik penentu para mafia nasional dan internasional akan rapuh. Akankah detik ini akan berakhir seiring rapuhnya kejiwaan Diwa?

CeKIDOT “ Jiwa Yang Termaafkan” ---by Teungkumalemi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar