Style
Akhirnya
bisa nonton TV setelah hampir 6 tahun awam dengan TV. Tak begitu banyak acara
TV yang kusuka, selain berita, cerita2 yg mengocok perut, dan beberapa reality
show penggugah hati.
Malam
itu, aku suntuk. Ngajar malam mulai libur karena anak2 udah beres UAS, paling
tenggo (Teng Langsung GO) sebutan bagi karyawan yg langsung pulang setelah jam
kerja selesai J
Rasanya
bingung mau ngerjakan apa, nulis belum keluar ide2 karena akhir2 ini kayaknya
males mulai dateng, oke lah aku nikmati males ini, asal jangan keterusen.
Akhirnya
bercengkerama dengan TV, acara drama asia ANTV 21.30 WIB , tadinya kupikir
biasa karena aktornya sudah cukup usia jadi kupikir kurang menarik (hehehe,
maap).
Berawal
dari penasaran,.
“Film
apaan sih, aktornya udah tua2 gak menarik” bisikku, yang membuat ku penasaran,
apa sih sebenernya pesan yg disampaikan film ini.
Pemain
nya sudah lumayan berumur, kayaknya sii ada sesuatu yg beda. Harusnya gitu, klo
gak ada yg beda ngapain ditayangin di TV.
Ya!! Style ,
Kurang
lebih critanya seperti ini (aku gak nonton dari awal lho, ini yg aku tangkep
dan ku amati dari sudut pandangku). Sorry, nama aktor2 nya lupa, rada sulit
dicerma pake bahasa kite :-p
Menceritakan
seorang wanita sebagai salah satu pimpinan majalah NGETOP kala itu “STYLE”. Wanita
setengah baya ini, yg kuamati sekitar usia 30 an lah, memang super wonder
woman, seorang wanita sukses, tegas, cantik, pandai memanage, punya brand yg
bagus sebagai seorang model, kecekatan dan ketepatannya dalam mengatur dan
mengambil keputusan di perusahaan yg ia pimpin (Style).
(aku pernah ngobrol dengan salah satu
dosenku, bahwa indikasi seorang yang benar2 pemimpin adalah berapa banyak
keputusan yg dia ambil dalam setahun).
Kupikir wonder woman ini salah satu
pemimpin yg berhasil dalam style, pengaruhnya besar, cerdas.
“Seperti dalam buku Jhon C. Maxwell
disebutkan bahwa salah satu hukum kepemimpinan adalah pengaruh, karakter ini
melekat sekali dengan sosok Nona Park (sebut saja namanya Park, sorry namanya
susah , dan itu yg kuingat)”
Pelaku
ke 2 seorang wanita muda, yg kupikir usianya di bawah wonder woman tersebut,
bekerja sebagai salah satu tim nya. Sebut saja posisi/ jabatannya berada di
bawah wonder woman tersebut. Usia yang lebih muda membuatnya tampak lebih
charming, belum terlihat matang dan belum sedewasa Nona Park. Karakternya yg
lembut, perhatian, manja, lebih ditonjolkan mampu mengurus rumah (dengan masak
dll) mungkin lebih banyak dikagumi pria. Yaah sebut saja namanya Su JU (Maap
lupa lagi namanya )
Pelaku
yg ke 3 adalah seorang pria mapan, berasal dari keluarga terpandang , riwayat
keluarga pebisnis ulung yg sukses, arogan, jaimer sejati, merangkap sebagi koki
handal. Telah pernah menjalin kisah cinta dengan wonder woman tersebut beberapa
waktu silam. Sebut saja namanya Tan (maap, lupa lagi namanya, rada repot
diingat).
Nona
Park dan Tan keduanya pernah menjalin asmara, entah karena kuduanya keras
kepala, gk pernah ketemu satu jalur. Park yang berfikir bahwa dia adalah wanita
yg hebat, jadi buat apa minta bantuan dengan orang seperti Tan, yg dianggapnya
serius gak serius. Hingga,..
Masalah
timbul, keuangan STYLE sangat sekarat, sebagai majalah yg besar dan ternama,
tentu hal ini menjadi pukulan bagi Park, yg berobsesi menjadikan STYLE majalah
di semua era. Yang ternyata, orang tua Tan, ibunya sendiri pada masa yg lalu
juga mempunyai obsesi yg sama seperti Park yaitu menjadikan style tetap tegar
seiring dengan masa yg ada.
Masalah
pribadi dan pekerjaan menjadi hal yg melanda, saham dari beberapa stakeholder dicabut, iklan dll mulai menurun drastis. Di sinilah
posisi Tan menggantikan presiden direktur sebelumnya, waah tambah kacau, kedua
orang yg sama2 keras kepala berada di posisi yg sama.
Tan
sebagai presdir, dan Park sebagai pimpinan Style. Pengendali sepenuhnya oleh Tan,
gak tahu jalan pikirannya gimana, Park yg saat itu gak ngerti dengan jalan
pikiran Tan pada saat kondisi Style sekarat.
Beberapa
waktu sebelumnya, sosok Su Jun datang menghiasi STYLE, sosok wanita yg anggun
dan lembut menghiasi hari2 STYLE, bersamaan dengan waktu tersebut, Su Jun juga
mengenal Tan dan menaruh hati padanya, hal ini tidak dapat dipungkiri oleh Tan
bahwa hal yg sama juga terjadi. Sebagai pengobat kegundahan pekerjaan dan
kesepian Tan, Su Ju lah pengobatnya.
Semestinya
wanita itu adalah Park, tapi entah mengapa, Tan akhirnya menjalin kedekatan
dengan Su Ju.
Disini
pemain tritagonis ada lagi lho, seorang pria perhatian, lebih bisa merasakan
apa yg dirasakan wanita hadir, fotografer ternama lulusan London bergabung
dengan Style, yg pada waktu silam juga pernah dekat dengan Park, yaah sebut
saja laki2 ini dengan Hark (maap lupa namanya lagi) Woooowww, cinta segi empat
kayaknya deeh...
Pokoknya
intinya, Tan sebagai laki2 yg sulit
ditebak, jalan pikirannya gimana,
Sebenarnya
dia kagum dengan Park, tapi entahlah kenapa dia merasa lebih nyaman berada di
samping Su Ju. Beberapa waktu khusus dia lebih dengan Park, dan ketika dia
membutuhkan kasih sayang dan mengisi kesepiannya dia mendekat ke Su Ju,
Sebagai
seorang pria sejati yg berada diantara kedua wanita tersebut, Hark merasa Tan
telah melukai kedua wanita tersebut. Ketika dia butuh park, dia akan mendekat,
dan ketika ia butuh kasih sayang , dia akan datang ke Su ju. Kedua laki2 ini
semakin sengit karena masalah pribadi. Masalah STYLE yg sedang sekarat dan
masalah pribadi yg pelik..
**kenapa aku crita
sedikit penggalan crita ini, karena banyak hal yg aku temukan dari crita ini,
yaah walaupun di awal aku ngrasa film nya gak menarik, akrena pemain2 nya rada
berumur, tapi semakin seru kisah dan sarat dengan makna.
Bahwasanya
dibalik kesuksesan wanita, seberapapun dia sukses dan merasa bahwa dirinya
telah sempurna dengan segala prestasinya, dia tetap seorang wanita yg berada
pada kodratnya, perlu kasih sayang, merasakan indahnya berbagi ketika ia rapuh
dan merasa terlindungi di hadapan laki2 nya.
Hal
ini yg belum pernah Park rasakan, ada kekosongan dalam dirinya, walaupun Park
dan Tan memang sama2 suka dan kagum, tapi rasa itu tidak pernah bertemu karena
masing2 mempunyai ego yg sangat tinggi.
Tan
yg membutuhkan Park sebagai sosok wonder woman, tetap saja perasaannya kalah
ketika ia rapuh, bukan wonder woman yg ia butuhkan tetapi rasa nyaman dan
tenang dengan kelembutan yg ia dapatkan dari Su Ju.
Bukankah
dari hal ini bisa kita lihat bahwa, selamanya rapuh itu tidak harus kita obati
dengan betapa supernya kita sebagai seorang wanita. Segudang prestasi apapun
tidak akan mengobati kekosongan jiwa karena pada prinsipnya Wanita membutuhkan
Pria, dan begitu sebaliknya. Mengutip dari kata2 Mother Teressa bahwasanya
“Kemiskinan terbesar adalah miskin
kasih sayang , cinta, dan itu tumbuh dari keluarga.” Keluarga adalah tempat
bertumbuh kasih, ego lah yg mematahkannya.”
Bukankah
sekuat apapun laki2 dia akan rapuh ketika dia terjatuh dan tidak ada penopang
untuk menumpahkan segala asa yg ia hadapi di luar sana.?
Seorang super wonder woman adalah seorang yg
menebar kasih, tidak hanya segudang prestasi yg dia raih. Tetaplah dia sebagai
bahu penyandar bagi laki2, walaupun laki2 masih bisa mengatakan bahwa dia itu
kuat.
Problematika
yg sering kita hadapi kadang melupakan bahwa kita melupakan kasih yg tumbuh di
rumah, masalah kantor, kerjaan, dan apapun semua bisa diselesaikan dari
lingkungan terkecil yaitu rumah yg penuh kasih sayang.
Kawan, apakah Kalian Super
wonder woman?
Atau mungkin, apakah
kawan seorang laki2 hebat?
KALIAN TETAP
membutuhkan bahu tempat mencurahkan segala asa.
“maap rada melo2,
mungkin masih banyak juga sarat makna yg kawan lihat di STYLE’ berbagi crita
yuk J
Silahkan coment blog ku
:-p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar