Minggu, 30 September 2012

NG-BLANK? KONSLET? Wooww, ANTISIPASI.







NG-BLANK?
KONSLET?
Wooww, ANTISIPASI.

Pernah ngalamin ini gak?
Tiba2 gak konek, lupa naruh memori di sebelah mana. Di kanan , kiri, atau tengah, bahkan di luar kepala sampai gak nyambung2, nyarinya susah. Dan akhirnya gak konek seharian, WOW PARAH.
Apalagi ditanya sama anak kecil, tiba2 ng-blank dan speechless gak bisa ngomong bahkan nge-hank. Ngutip dari kata temen saya “Harga diri bisa turun Gopek, hahai”
Klo komputer ng-riset berkali2 tapi kagak nyala. Naah lho, bingung pan?
Si Gue ngalamin dunkz, dan ternyata setelah berdiam sejenak memikirkannya, ANDA PERLU WASPADAI INI:
1.     Banyak kerjaan yg menyita pikiran dan tenaga, tidak ter-manage dg baik. Akhirnya pas lagi ngerjain ini, mikirin itu, pas lagi ngerjain itu mikirin eta,
2.    Kurang tidur
Mengutip dari www.kompas.com mengenai akibat kurang tidur antara lain:
-Kecelakaan,
-Konsentrasi menurun
Tidur yang baik memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar. Kurang tidur dapat memengaruhi banyak hal. Pertama, mengganggu kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Hal ini membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien. Kedua, siklus tidur pada malam hari berperan dalam "menguatkan" memori dalam pikiran. Jika tidak cukup tidur, maka Anda tidak akan mampu mengingat apa yang Anda pelajari dan alami selama seharian
-Pelupa
 Pada tahun 2009, peneliti dari Amerika dan Perancis menemukan bahwa peristiwa otak yang disebut sharp wave ripples bertanggung jawab menguatkan memori pada otak. Peristiwa ini juga mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di otak, tempat kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan terjadi pada saat tidur.
3.    Kurang seger
Muka kusam, tidak bersemangat. WOW PARAH.
4.    Kurang spare part, lapar
WOW, ini penting. Gizi yg cukup dan energi mempengaruhi konsentrasi. Dikutip dari www.cumicumi.com kekurangan tidur dapat menyebabkan sulit konsentrasi, marah2, dll.
Tubuh juga butuh spare part lho. Mau tau kenapa?

Crita dikit ye,
Beberapa hari yang lalu Si Gueh service laptop. Loe tau gak kenape?
Cuma sepele, loeh tauh konektor? Itu lho.. pas loeh nge-cash laptop kan masukin charger ke laptop, trus ada semacam kawat kecil gitu yg masuk ke lubang charger
Naaah, kawat kecil ini lah patah, ukuran nya cukup kecil,sekitar 2cm dan diameternya hanya beberapa milimeter. Cuma gara2 ini Si Gueh kudu ganti main board! Dan Loeh tauh harganya berapa? 1-2jute (mending beli baru gak seh?), Cuma gara2 kawat kecil ini? notben kawat ini nempel di main board, jadi harus ganti semua dah.
Walhasil, nyari spare part kanibal, dan memang lebih murah.

Memang semua mengandung hikmah. Bahwa sesuatu yg kecil belum tentu berimbas kecil. Hal besar dimulai dari hal-hal kecil, yaitu kebiasaan. Kebiasaan yg teratur , bersahabat, dan yg termanage dg baik.

Tips and trik:
1.     Melakukan sesuatu yg begitu banyak memang perlu. Otak kita juga luar biasa dlm menyimpan memori. Di sini berlaku HUKUM PRIORITAS (Mana yg lebih penting dahulukan, yg lain ngikuti)
2.    Tidur yg cukup dan berkualitas. Banyak bukan berarti berkualitas. Banyak buku2 membahas tentang ini. Silahkan loeh nyari di gramed
3.    Waktu untuk diri sendiri itu penting, rileks, santai, tenang.
4.    Sarapan, makan dan giji yg cukup itu penting.

SO masih mau ngalamin? Klo Si Gueh mah kagak.
Kemon manage waktu kita baik2, loeh kagak idup dua kali, setiap orang punya waktu 24 jam dg aktivitas yg luar biasa. Tapi lho KUDU BIKIN PRIORITAS.



Sabtu, 15 September 2012

Jimpitan



Jimpitan

Kawan,. Apa kalian kenal dengan hal ini? Hal ini mengingatkanku pada kejadian 17 tahun silam ketika aku kelas 3 SD....
(saya langsung terjemahkan saja memakai bahasa indonesia saja yaa,. Karena kejadian ini ada di kebumen, kota kelahiranku)

“Wiitt,.. ngaji,. Sudah maghrib!” Seru nenekku,. Usia nya tak lagi muda,. Tapi semangatnya membara2,. Beliaulah yang merawatku sejak kecil karena kedua orang tuaku mempunyai warung makan di kota.
Setiap sore, begitulah kewajiban nenekku untuk ngingetin aku ngaji. Karena mushola deket dengan rumah, hampir tidak pernah absen utk ngaji dan jamaah bersama teman2 ku kala itu, rame.. anak2 kecil, orang dewasa, orang tua, dan semua umur kumpul di mushola ini.
Setelah shalat maghrib, kami ngaji, baru setelah isya pulang ke rumah utk belajar. Dan di mushola dilanjut sama yg sudah tua2 untuk ngaji, biasanya sampai jam 8an malam. Jadi gak pernah lat , suasanane hangat.

Sebelum ngaji, jadwal rutinku tiap sore adalah menaruh jimpitan di samping pintu rumah yang tergantung di paku kecil.
Tidak cukup banyak, hanya beberapa sendok beras yang ditaruh dikotak/tempat kecil/kadang botol kecap plastik yang dibagi dua, sisi yang masih ada alas itulah yang digunakan sebagai tempat jimpitan. Kemudian sisi kedua botol kecap ini diberi tali, sebelumnya dilubangi dulu, biasanya pake korek api, agar plastik botol kecap (ujungnya) berlubang dikit, baru diikatkan tali diantara kedua dengan membagi seimbang. Agar tidak gonclang (gonclang itu dalam bahasa indonesia nya ya seimbang lah, pokoke gak berat sebelah, sama beratnya).

Nantinya jimpitan ini akan diambil pada malam hari ketika bapak2 di desa kena jadwal ngeronda. Sekitar jam 2 pagi lah, bpk2 ronda berkeliling kampung sambil nabuh (mukul) kenthong (semacam bambu yang salah satu sisinya dilubangi, agar pas dipukul bunyi, jika dipukul 2 kali, berarti jam 2 pagi). Kanthong sambil dipukul2 keliling kampung, tujuannya biar hangat, gak ada maling, dan aman. Yang jadwalnya tahajud jadi merasa ada teman, untuk mengambil air wudhu di sumur.
Nantinya beras jimpitan ini akan dikumpulkan di balai desa, kalau sudah terkumpul banyak digunakan utk kemakmuran desa. Begitu tiap harinya, jimpitan selalu ada di tiap rumah.

Suasana pagi pukul 2 sampai subuh, sangat rame di kampungku, ketika itu.
Setelah bpk2 selesai ronda sekitar pukul 4 pagi, mushola deket rumahku pada ngaji, anak2 kecil pada berlarian ke mushola dituntun kedua orang tuanya,
Kami berwudu di sumur mushola, kemudian jamaah subuh bersama, sampai bada’ subuh dan kajian pagi, aku dan teman2 menyempatkan jalan2 dulu kemudian pulang dan bersiap2 sekulah.

17 tahun kemudian..
Aku pulang ke kampung tempatku dibesarkan, sudah banyak pembangunan. Jalan sudah semakin bagus, rumah2 pun sudah pada dibangun lebih bagus.
Teman2 kecilku pun sudah berubah, rata2 sudah menggendong 1 anak, dan memanggilku “Bibi” hihhi
Satu hal yg kuingat, ketika aku masuk pintu rumah uwa..
“Jimpitaan. Mana Jimpitan?”

Semoga budaya jimpitan masih tetap ada, jimpitan bukan hanya sekedar jimpitan.
Jimpitan itu, mempunyai makna yang hangat.